Batik Tulis Lasem Dimohonkan Pelindungannya ke DJKI

Sep 06, 2023

JAKARTA Tidak saja Batik Tulis Complongan Indramayu, masyarakat Kecamatan Lasem tidak mau ketinggalan untuk mengajukan permohonan pendaftaran Batik Tulis Lasem sebagai produk indikasi geografis ke Direktorat Merek dan Indikasi Geografis Ditjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM (DJKI) pada 25 Juli 2023 lalu. Masyarakat di wilayah Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, yang terhimpun dalam Perkumpulan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Batik Tulis Lasem ingin menjaga ciri khas yang melekat pada Batik Tulis Lasem dan kelangsungan nilai budaya yang sudah diwariskan secara turun temurun.

Saat ini, berdasarkan informasi yang diperoleh dari pusat data DJKI sudah terdaftar sebanyak 132 produk indikasi geografis dari dalam dan luar negeri. Jumlah produk indikasi geografis dalam negeri masih mendominasi, yaitu sebanyak 118 pendaftaran, sedangkan dari luar negeri tercatat sebanyak 14 produk indikasi geografis terdaftar. Jenis produk yang terdaftar sebagai objek indikasi geografis cukup beragam, mulai dari produk makanan dan minuman seperti kopi, garam, teh, serta beras, hingga produk terkait kerajinan tangan seperti tenun, mebel, dan batik.

Batik yang dimiliki oleh Indonesia beraneka ragam, bahkan setiap daerah mempunyai batik yang memiliki ciri khas motif dengan berbagai latar belakang sendiri-sendiri. Setiap goresan motif dari batik juga memiliki simbol dan filosofi tertentu.

Sebelumnya sudah terdapat 4 (empat) produk indikasi geografis terkait batik yang terdaftar di DJKI, yaitu Batik Tulis Nitik Jogjakarta, Sarung Batik Pekalongan (Jawa Tengah), Batik Tulis Complongan (Indramayu), dan Batik Basurek (Bengkulu). Sekarang, proses permohonan pendaftaran produk Batik Tulis Lasem masih dalam tahap pengumuman guna memberi kesempatan kepada pihak ketiga untuk memberikan sanggahan. Apabila tidak ada sanggahan, maka DJKI akan memberikan pendaftaran dan menerbitkan sertifikat indikasi geografis atas Batik Tulis Lasem.

Batik Tulis Lasem adalah batik nusantara hasil perpaduan dari dua budaya, yakni Tionghoa dan Jawa. Terdapatnya unsur budaya Tionghoa pada Batik Tulis Lasem dikarenakan batik ini dirintis dan dikembangkan oleh masyarakat keturunan Cina. Motif dan warnanya dipengaruhi pula oleh motif warna yang khas budaya Cina, yaitu merah, putih, biru, dan hijau. Meskipun demikian, Batik Tulis Lasem tetap merupakan bagian dari kekayaan warisan budaya, identitas dan jati diri masyarakat Indonesia. (RKH-AKR/su)

Avatar

K&K Advocates